DUMAI – vvvv berinisial S (32) menjadi korban perampokan saat menjalankan praktik medis di rumahnya. Penangkapan pelaku dilakukan setelah pihak kepolisian menerima laporan dari korban dan memulai penyelidikan intensif.
Menurut keterangan yang diperoleh dari S, kejadian bermula ketika ia menerima pasien yang mengeluhkan masalah kesehatan yang cukup serius. Setelah melakukan pemeriksaan awal, pelaku yang diketahui berinisial R (28) yang berpura-pura sebagai pasien, mulai menunjukkan gelagat mencurigakan. Pada saat itu, R memanfaatkan kepercayaan S dengan berpura-pura membutuhkan bantuan medis, namun saat situasi tidak terduga terjadi, ia beraksi.
Modus Berobat Seorang Bidan di Rampok Pasien di Dumai
“Pelaku tiba-tiba mengeluarkan senjata tajam dan mengancam saya. Ia meminta uang dan barang berharga yang ada di rumah,” ungkap S dengan nada bergetar. Dalam situasi yang menegangkan tersebut, S merasa terpaksa untuk memenuhi permintaan pelaku demi keselamatan dirinya. Dalam aksi tersebut, pelaku berhasil membawa kabur sejumlah uang tunai serta barang berharga lainnya, termasuk perhiasan yang dikenakan oleh S.
Setelah perampokan, S segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian setempat. Tim Reskrim Polres Dumai yang menerima laporan tersebut langsung bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan. Berbekal rekaman CCTV yang terpasang di sekitar lokasi kejadian dan keterangan saksi-saksi, petugas berhasil mengidentifikasi dan melacak keberadaan pelaku.
“Hasil penyelidikan kami menunjukkan bahwa pelaku merupakan residivis dengan catatan kriminal yang cukup panjang. Ia pernah terlibat dalam kasus pencurian dan perampokan sebelumnya,” jelas Kapolres Dumai, AKBP Rudi Hartono, dalam konferensi pers . Rudi juga menambahkan bahwa pihak kepolisian masih memburu kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam aksi tersebut.
Banyak warga yang merasa khawatir akan keselamatan mereka
Kasus ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat Dumai dan mengundang berbagai reaksi, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor kesehatan, yang selama ini dianggap sebagai profesi yang penuh dengan risiko. Beberapa warga bahkan mengusulkan agar pihak berwenang meningkatkan pengamanan dan patroli di wilayah-wilayah yang dianggap rawan kejahatan.
Selain itu, sejumlah organisasi profesi kesehatan di Dumai juga menyuarakan kekhawatiran mereka. Mereka berharap agar kejadian ini menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan aparat keamanan untuk menjamin keselamatan tenaga medis saat menjalankan tugasnya. “Kami semua berharap situasi seperti ini tidak terulang lagi. Perlu ada langkah-langkah preventif agar tenaga medis dapat bekerja dengan tenang dan aman,” ungkap seorang perwakilan dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dumai.
Pihak keluarga S juga berharap agar pelaku Rampok dapat segera ditangkap dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. “Kami sangat mengutuk tindakan kejam ini. Kami ingin keadilan bagi S dan agar pelaku tidak berkeliaran bebas,” ujar salah satu anggota keluarga yang enggan disebutkan namanya.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pengembangan kasus dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan bahwa pelaku dapat ditangkap secepat mungkin. Mereka juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melaporkan setiap aktivitas mencurigakan yang dapat membahayakan keselamatan bersama.
Kejadian ini bukan hanya menyoroti isu keamanan, tetapi juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya. Diharapkan, dengan penanganan yang tegas dan sistematis, kejahatan seperti ini dapat diminimalisasi di masa mendatang, sehingga para tenaga medis dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan tanpa rasa takut.